FOTO MASTER

FOTO MASTER

Rabu, 01 Agustus 2012

PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENGHADAPI KEMBALINYA KOMUNISME DI INDONESIA


Berbicara tentang komunis, kita sepakat bahwa ideologi komunis merupakan bahaya laten yang harus terus diwaspadai, yang dalam sejarahnya telah menorehkan tinta hitam dan sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia "Sebagai sebuah paham, komunis tidak akan berhenti dan terus akan hidup kembali melalui beragam bentuk,". Seorang pemerhati komunisme itu menambahkan, bekas anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) meski menyatakan "insyaf" masih kerap berupaya untuk kembali eksis melalui beragam bentuk semisal adanya Paguyuban Korban Rezim Baru atau Lembaga Pusat Rehabilitasi Korban Rezim Baru. "Mereka (bekas penganut komunis) memposisikan diri sebagai korban, sebagai warga negara Indonesia yang dikorbankan oleh pemerintahan rezim orde baru. Sehingga mereka menuntut untuk kembali hidup dan diakui seperti dulu. Para penganut komunis tersebut selalu memiliki skenario besar dengan melakukan apa saja guna mempengaruhi masyarakat baik melalui opini, buku, tulisan, internet dan sebagainya atau bermetamorfosis menjadi neo-komunis. Berkembangnya paham komunis di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh paham dan gerakan serupa di mancanegara. "Meski Uni Sovyet dan sejumlah negara Eropa Timur sudah tidak ada lagi hingga paham komunis pun dianggap mati, namun bukan berarti komunisme benar-benar mati, masih banyak yang menganut paham itu dalam bentuk yang beragam,". Karena itu, Indonesia sebagai negara demokratis dan berdaulat harus dapat memantapkan kembali jatidirinya dengan kembali kepada Pancasila. "Sekarang kita malu untuk bicara Pancasila, meski Pancasila merupakan ideologi atau dasar negara". Pancasila, harus kembali menjadi pegangan untuk menata bangsa ini menjadi lebih baik Dalam konteks itu, perlu memahami mengapa akhir-akhir ini dimunculkan isu Organisasi Tanpa Bentuk (OTB). Selain mengingatkan kita tentang “noktah-noktah hitam” di masa lalu, kita disadarkan tentang kegunaan sejarah. Sejarah mendidik kita untuk bertindak bijaksana. Peristiwa sejarah memang bisa menimbulkan kontroversi dan penafsiran yang subyektif dari berbagai kalangan, khususnya bagi para penulisnya. Perdebatan mengenai sejarah adalah hal yang lumrah. Apalagi terhadap peristiwa penting seperti pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 dan G 30 S/PKI di Jakarta tahun 1965. Kebengisan dan kekejaman kedua peristiwa besar itu sudah menjadi trauma bagi bangsa Indonesia. Sangatlah wajar, jika peristiwa kekejaman tersebut harus selalu diingatkan. Sudah seharusnya kalau kita kemudian tersentak ketika ada isu-isu upaya memutarbalikkan sejarah. Peristiwa Madiun, bukan hanya pemberontakan tetapi pengkhianatan PKI, bukan hanya memberontak tetapi mengkhianati perjuangan bangsa, karena waktu itu bangsa Indonesia sedang menghadapi penjajah yang ingin kembali ke Indonesia. Peristiwa itu berulang kembali pada tahun 1965, dengan korban ribuan manusia, di antaranya tujuh Pahlawan Revolusi sebagai bukti kekejaman dan kebengisan PKI. Kedua pengkhianatan PKI itulah yang paling traumatis, yang menorehkan noktah paling hitam, paling dalam, dan paling berdampak besar dan lama hingga sekarang. Dikatakan, Upaya pembelokan sejarah Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia semakin gencar dengan munculnya beragam versi dan peristiwa yang berpotensi membingungkan masyarakat. Upaya mengubah sejarah G 30 S/PKI dengan memposisikan PKI sebagai korban dan bukannya pelaku atau dalang kini terus berlanjut dan semakin intensif, seperti munculnya buku pelajaran sejarah yang tidak mencantumkan PKI sebagai pelaku dari gerakan pemberontakan pada tanggal 30 September 1965 itu.Modus dari upaya pihak-pihak yang ingin menghapus jejak sejarah itu, dilakukan dengan menimbulkan keraguan di tengah masyarakat, terhadap siapa sebenarnya yang melakukan gerakan pemberontakan pada tahun 1965 itu. Oleh karena itu, apabila ada kelompok atau golongan tertentu yang secara sistematis ingin mengkaburkan peristiwa tersebut, sudah barang tentu menjadi kewajiban kita bersama untuk mengembalikan kepada peristiwa yang sebenarnya terjadi secara faktual. Memang sangat sulit untuk mendeteksi gerakan mereka secara kasat mata, karena mereka berada disekeliling kita, bahkan mereka telah membaur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun apabila kita cermati dari cara-cara yang mereka lakukan, baik berbentuk penyampaian gagasan, ide, cara bertindak dan lain sebagainya bahkan secara terbuka membuat pengakuan kebanggaannya melalui tulisan, maka semakin meyakinkan kita bahwa mereka telah membentuk diri menjadi Komunis Gaya Baru. Untuk mengetahui indikator-indikator gerakan Komunis Gaya Baru dan langkah-langkah apa yang mesti kita tempuh, maka melalui seminar sejarah ini diharapkan dapat membedah persoalan tersebut dan dapat dirumuskan solusi yang tepat, untuk dijadikan sebagai senjata dalam rangka melawan gerakan mereka, sehingga sejarah kelam di masa lampau yang sempat menghiasi negeri ini tidak perlu terulang dan terjadi lagi. Tak lepas dari semua itu adalah hal yang sangat membahayakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara komunisme yang menganut faham atheis sangat tidak sesuai dan bertentangan dengan Pancasila terutama sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini jelas Negara menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengakui Tuhan (beragama) dan menolak atheisme yang diajarkan berjalan lurus dengan faham komunis. Oleh karena ini dalam kesempatan ini kami berencana mengadakan Dialog Publik dengan mengajak tokoh agama dan masyarakat guna membendung ajaran komunis agar tidak berkembang di Negara kita. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dengan ini Lembaga Kajian Lintas Kultural telah menyelenggarakan sebuah Dialog Publik yang mengangkat tema : “Peran Tokoh Agama Dan Masyarakat Dalam Menghadapi Kembalinya Komunisme Di Indonesia”

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Beri dua alasan mengapa komunis itu kalian samakan dengan atheis? berlandaskan apa sehingga anda meragukan kalau PKI itu korban, dan
Siapa yg berani menjamin kebenaran sejarah yg mengatakan PKI itu adala dalang pristiwa kelam itu....??

Tolong kabarkan tinjuku untuknya demi kebenaran yg nyata.