FOTO MASTER

FOTO MASTER

Rabu, 01 Agustus 2012

APA DAN MENGAPA KOMUNISME

Oleh: Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D FISIP -Universitas Sebelas Maret Economic Interpretation of History Marx telah mendasarkan analisisnya pada faktor ekonomi dengan mengatakan bahwa: “Produksi barang dan jasa yang mendukung kehidupan manusia serta pertukaran barang dan jasa yang telah diproduksikan tersebut merupakan dasar dari seluruh proses dan lembaga sosial.” Marx mengatakan : “Bukan kesadaran manusia yang menentukan eksistensi mereka akan tetapi, sebaliknya, eksistensi sosial manusialah yang menentukan kesadaran mereka.” Teori Dialektika Hegel Hegel: “Kebenaran yang ditangkap manusia itu sebenarnya merupakan sebagian saja dari kebenaran itu. Kebenaran dalam keseluruhan hanya dapat ditangkap oleh pikiran manusia melalui suatu proses dialektika, yaitu suatu proses yang bermula dari tesis, anti tesis, dan sintesis, dan kemudian kembali pada tesis lagi. Begitu seterusnya sampai kebenaran yang sempurna (absolute idea) dapat ditangkap.” Proses Dialektika Hegel Dasar : (1) Semua itu berkembang, dan (2) Semua itu mempunyai hubugan satu dengan yang lain. Dialektika : “Suatu konsep yang telah dianggap sebagai kebenaran atau konsep A (tesis) pada hakekatnya mengandung unsur ketidakbenaran. Agar supaya pikiran manusia dapat menangkap konsep yang lebih mendekati kebenaran yang sempurna maka konsep tadi harus dihadapkan dengan konsep yang lain, yaitu konsep B (anti tesis). Dari hasil konfrontasi inilah lahir konsep C (sintesis), dan ia merupakan hasil pergumulan antara konsep A (tesis) melawan konsep B (anti tesis). Proses tesis, anti tesis, dan sintesis dinamakan gerak berdasarkan hukum dialektika. Proses ini berlangsung terus sampai suatu saat tercapai sintesis yang paling tinggi dan paling sempurna unsur kebenarannya (absolute idea).” Dialektika Dialektika merupakan gerak maju dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih tinggi, dengan suatu irama pertentangan dan persatuan. Dialektika mencakup pola ulangan dari antagonisme yang disusul oleh penyesuaian. Marx tertarik dengan dengan teori dialektikanya Hegel karena didalamnya mengandung unsur kemajuan melalui konflik atau pertentangan. Pandangan Marx Tentang Dialektika Hukum dialektika tidak hanya terjadi di alam pikir, tetapi juga didalam dunia kebendaan. Marx menolak pandangan Hegel bahwa sebab utama terjadinya proses sejarah dan kondisi material masyarakat (sosial, ekonomi, teknologi, dan militer) sesungguhnya berasal dari dan disebabkan oleh ide-ide besar dari para ahli pikir. Setiap fenomena bergerak dari taraf yang rendah ke taraf yang lebih tinggi, atau dari keadaan yang sederhana ke keadaan yang lebih kompleks. Gerak ini terjadi dengan melompat-lompat melalui gerak spiral ke atas dan tidak melalui gerak lurus keatas. Dengan tercapainya negasi tertinggi maka proses dialektika akan berhenti. Dialectical Materialism “Dialectical materialism” digunakan Marx sebagai pisau untuk menganalisis sejarah perkembangan masyarakat yang lebih dikenal dengan “historical materialism.” Marx mengatakan bahwa setiap benda atau keadaan (phenomenon) didalam tubuhnya sendiri akan selalu menumbuhkan segi-segi yang berlawanan. Segi-segi yang berlawanan itu akan saling berbenturan satu sama yang lain dan peristiwa itu disebut sebagai kontradiksi. Dari pergumulan ini akhirnya akan timbul keseimbangan, dan dengan demikian benda atau keadaan itu telah dinegasikan. Negasi Negasi merupakan kemenangan dari yang baru atas yang lama, suatu kemenangan yang dihasilkan oleh kontradiksi yang terjadi didalam tubuhnya sendiri. Negasi merupakan penghancuran atas yang lama oleh yang baru, sebagai hasil perkembangan dalam dirinya sendiri yang diakibatkan oleh kontradiksi internal (benih-benih penghancuran dari dirinya sendiri yang dimiliki oleh setiap benda atau fenomena). Dua Konsep Utama Marx Untuk mendekati persoalan dasar di bidang sosial, Marx menggunakan dua konsep utama, yaitu: “Forces of Production” : Hubungan manusia dengan alam atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah “technological know-how” “Relations of Production” : Hubungan manusia dengan manusia atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah lembaga-lembaga sosial. Hubungan Antara “Forces of Production” dan “Relations of Production” Mula-mula terdapat keseimbangan antara ilmu pengetahuan dengan organisasi sosial. Akan tetapi lambat laun timbul semacam ketidak-seimbangan atau ketertinggalan antara ilmu pengetahuan dengan lembaga-lembaga sosial. Ini disebabkan karena ilmu pengetahuan (“forces of production”) berkembang jauh lebih cepat dari pada lembaga-lembaga sosial (“relations of production”). Dinamika Perubahan Sosial Bila kekuatan produksi yang baru (new forces of production) mengalami perkembangan, hubungan produksi yang ada (existing relations of production) akan menjadi penghalang bagi penggunaannya secara memadai. Setiap sistem dengan demikian akan menjadi pemborosan bagi potensi kreatif yang telah berkembang di dalam rahimnya sendiri akan tetapi tidak diijinkan untuk lahir dan berkembang. Hanya pemilikan alat-alat produksi oleh masyarakat (negara) maka akan dapat diciptakan suatu sistem baru dalam hubungan produksi, yang didasarkan atas produksi untuk penggunaan bersama dan bukan untuk keuntungan individu, guna menandingi kekuatan produksi yang maha besar, yang potensial dan nyata dikenal oleh manusia. Alasan Revolusi Apabila “technological know-how” mulai mengatasi “lembaga-lembaga sosial” yang ada (sosial, hukum, politik), maka pemilik alat-alat produksi tidak akan melapangkan jalan secara terhormat guna membiarkan sejarah mengikuti arah yang tidak mereka inginkan. Karena ideologi kelas penguasa selalu mencerminkan sistem ekonomi yang berlaku, para pemilik alat-alat produksi percaya betul bahwa sistem yang berlaku itu secara ekonomis adalah yang paling efisien, secara sosial adalah yang paling adil, dan secara filosofis adalah yang paling selaras dengan hukum alam dan hukum kemauan Tuhan yang manapun yang mereka sembah. Oleh karena itu, mereka (para pemilik alat-alat produksi) akan memobilisir semua alat-alat superstruktur (hukum, politik, dan ideologi) yang ada untuk memblokir bertumbuhnya kekuatan yang mewakili sistem ekonomi yang lain yang secara potensial lebih progresif, sehingga akhirnya membuat “revolusi” menjadi tak terelakkan lagi Pendapat Marx tentang Kapitalisme Kapitalisme akan menemui ajalnya bukan karena disebabkan oleh komplotan subversi dari kaum revolusioner profesional, akan tetapi oleh undang-undang perkembangan dan perubahan sosial yang tidak kenal ampun, yang juga telah menghancurkan sistem-sistem sebelumnya. Semakin banyak perusahaan kapitalis mengalami keberhasilan dan semakin banyak perusahaan kapitalis diorganisir ke dalam unit-unit yang berskala luas, akan semakin tidak dapat dielakkan terciptanya penggali liang kuburnya sendiri, yaitu kaum proletar yang sadar akan kelasnya. Proses Kehancuran Kapitalisme (1) Mengadakan rasionalisasi industri atau membuat industri secara teknologis lebih efisien ; (2) Melakukan investasi modal di negara-negara yang belum berkembang yang tingkat keuntungannya masih tetap tinggi. Usaha Kaum Kapitalis Hindari Menurunnya Tingkat Keuntungan Marx beranggapan bahwa kaum kelas pekerja akan mengembangkan kesadaran kelasnya dengan secara spontan dalam perjuangannya sehari-hari untuk kehidupan mereka dan bahwa pimpinan mereka sebagian besar akan muncul dari lingkungan mereka sendiri. Lenin kurang mempercayai kemampuan kelas pekerja dalam memikirkan diri mereka sendiri. Tanpa adanya organisasi yang baik dan pelopor yang militan, kaum kelas pekerja tidak akan berhasil memenangkan perjuangannya. Pandangan Marx dan Lenin Tentang Kelas Pekerja Sumbangan Lenin Terhadap Teori Marxisme Lenin menyumbangkan konsepnya tentang “kaum revolusioner profesional.” Bahwa agar perebutan kekuasaan bisa dilakukan dengan berhasil, maka kegiatan mereka harus dilakukan dengan melalui dua cara, yaitu : Kaum kelas pekerja harus membentuk organisasi-organisasi buruh dengan tujuan ekonomi sebagai tujuan pokoknya yang bergerak secara terbuka, syah dan sejauh mungkin bersifat umum; Kegiatan Kaum Revolusioner Profesional Mereka harus merembes dan membentuk sel-sel ke dalam semua lembaga-lembaga sosial, ekonomi, politik, pendidikan yang ada dalam masyarakat, apakah lembaga-lembaga itu berupa sekolah, gereja, serikat buruh, ataupun partai politik. Terutama sekali mereka dianjurkan untuk merembes ke dalam tubuh angkatan bersenjata, polisi dan pemerintahan. Keanggotaan Kaum Revolusioner Profesional Keanggotaan kaum revolusioner profesional tidak mesti harus berasal dari golongan klas proletar. Yang paling penting mereka ini bisa melakukan tugasnya dengan baik. Organisasi kaum profesional revolusioner harus disentralisir betul dan harus senantiasa membimbing dan mengawasi organisasi-organisasi ekonomi yang dipimpin oleh kaum komunis, seperti serikat buruh, koperasi, dan lain sebagainya. Nasehat Lenin Kaum komunis hendaknya melakukan kegiatan dibawah tanah, sekalipun di tempat dimana mereka tinggal, Partai Komunis diperbolehkan hidup dengan syah. Kesempatan syah harus dipergunakan sebaik-baiknya dan sepenuhnya. Selain itu kaum komunis harus bekerja melalui organisasi front, senantiasa mengubah nama-nama petugas organisasi mereka, tetapi mereka harus selalu mengingat tujuan akhir mereka, yaitu perebutan kekuasaan secara revolusioner. Perlu Ada Perubahan Dalam Menerapkan Ajaran Marx Menurut Lenin, adanya perbedaan kondisi maka penerapan ajaran Marx perlu perubahan: (1) Industrialisasi Rusia di jaman Lenin baru sampai pada taraf separuh berkembang. Sedangkan di Eropa Barat pada jaman Marx telah sampai pada tahapan yang maju pesat dan modern (2) Kaum proletar yang merupakan golongan tertindas di Rusia kebanyakan terdiri dari kaum tani penggarap sawah. Sedangkan kaum proletar di Eropa Barat pada jaman Marx berasal dari kaum buruh. Teori dan Strategi Lenin Untuk Negara Berkembang Marx berpendapat bahwa revolusi kaum komunis akan terjadi di negara-negara yang secara ekonomis sudah maju, seperti Jerman dan Inggris, yang kapitalismenya sudah dewasa dengan sebelah kaki sudah berada di dalam liang kuburnya sendiri. Lenin setuju dengan Marx bahwa revolusi tidak akan bisa dielaki. Tetapi ia bertanya mengapa ia harus menunggu sampai kapitalisme menjadi dewasa dan kuat, mengapa tidak dipukul saja ketika ia masih dalam keadaan lemah, yaitu ketika Rusia, Asia dan Afrika masih berada dalam keadaan ekonomi yang terbelakang. Strategi Jangka Panjang Stalin Stalin mengajukan konsep empat ketegangan : 1) Ketegangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar, 2) Ketegangan antara negara-negara imperialis dengan daerah jajahannya, 3) Ketegangan diantara negara-negara imperialis yang saling bersaing, dan 4) Ketegangan antara negara-negara komunis dengan negara-negara kapitalis. Cara Kaum Komunis Mengubah Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 1) Mereka memperkenalkan diri mereka melalui propaganda sebagai partai rakyat yang akan mengabdi pada demokrasi dan keadilan sosial serta akan menentang segala bentuk reaksi dan ketidakadilan sosial. Mereka mengemukakan tentang perlunya diadakan perubahan di bidang pertanian dan menganjurkan perampasan tanah oleh petani, sungguhpun mereka berada didalam pemerintahan; 2) Mereka mengadakan perembesan ke dalam partai-partai politik lawan dan juga serikat-serikat buruh dan dewan-dewan prajurit dan badan-badan pemerintahan setempat. Mereka berhasil melakukan infiltrasi dan juga mengacaubalaukan kaum revolusioner sosial yang mempunyai partai besar di Rusia; 3) Mereka mempergunakan cara kekerasan dalam merebut posisi-posisi kunci di puncak kekuasaan Moskow. Tiga Sumber Kekuatan Komunis 1) Perluasan yang luar biasa dari dasar dimana kaum terpilih direkrut : Revolusi kaum komunis telah membuka dunia baru yang penuh kesempatan bagi orang-orang yang sebelumnya dikecualikan dari setiap kesempatan; 2) Industrialisasi yang sangat cepat 3) Kekuatan militer Dua Sumber Kelemahan Komunis (1) Penekanan pada konformitas (keseragaman) (2) Perbedaan antara cita-cita dan kenyataan. Pendapat Marx Tentang Negara Negara hanyalah alat pemaksa (instrument of coercion) yang pada akhirnya akan dihapuskan dan bahkan melenyap dengan sendirinya manakala masyarakat komunis sudah terbentuk. Pendapat Lenin Tentang Teori Melenyapnya Negara Diktatur proletariat (negara) merupakan organisasi pelopor dari golongan tertindas sebagai kelas penguasa untuk menghancurkan kaum penindas. Negara hanya dibutuhkan untuk sementara saja, yaitu selama musuh-musuh komunis yang harus ditindas masih ada. Stalin Tentang Syarat Bagi Melenyapnya Negara (1) Syarat intern: sama dengan Marx dan Lenin yaitu apabila sistem ekonomi telah didasarkan pada prinsip ekonomi distribusi menurut kebutuhan; (2) Syarat ekstern: apabila pengepungan oleh negara-negara kapitalis telah berakhir dan sosialisme telah mencapai kemenangannya di seluruh dunia. Sumber Utama Pustaka Ebenstein, William. (1965). Today’s ISMS: Communism, Fascism, Capitalism, Socialism. Englewood Cliffs, N.J.: 1965

Tidak ada komentar: